Bewara Media.com – Cimahi Perkembangan Jaman banyak merubah kultur, budaya dan prilaku termasuk kegemaran anak – anak yang bergeser dari permainan tradisional ke permainan modern yakni gedget, miris sebenarnya di kala semua telah berubah namun apa mau di kata itulah yang terjadi.
Mengingat masa lalu bukan berarti mundur kebelakang tapi tak ada salahnya kita mengenang kembali Permainan jaman dulu.
Bermain Klereng/Gundu
Permainaan Klereng adalah jenis permainan tradisional yang berbentuk bulat dan terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng umumnya memiliki diameter ½ inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujungnya. Kelereng dapat dijadikan sebagai permainan anak yang bersifat rekreatif, edukatif, dan kompetitif. Tak hanya itu, kelereng juga dapat dikoleksi dengan tujuan nostalgia karena memiliki warna dan motif yang estetik.
Pada beberapa daerah di Indonesia, kelereng memiliki sebutan lain yang berbeda-beda. Misalnya, di Jawa kelereng disebut dengan nekeran, di Betawi disebut dengan gundu, sementara di Palembang disebut ekar.
Sebelum memainkan kelereng, terdapat prosedur permainan yang meliputi aturan permainan kelereng, yaitu: Pemain harus menyerahkan kelerengnya apabila kalah dalam permainan.
Ketika akan menembak kelereng tidak boleh berubah tempat dari kelereng yang sebelumnya berada.
Petak Umpet
Permainan petak umpet bisa di bilang sebagai salah satu permainan tradisional yang tidak terkikis oleh waktu sama halnya dengan permainan tradisional lompat tali, layang – layang, dan egrang. Permainan yang di mainkan dua orang atau lebih ini sering kita mainkan saat kita masih menginjak bangku sekolah dasar.
Cara bermain petak umpet sangat mudah, yaitu jika salah satu pemain yang bertugas untuk mencari temannya harus menutup mata dan berhitung sementara pemain lainnya mencari tempat untuk bersembunyi hingga sang pencari selesai berhitung.
Petak umpet menjadi favorit anak – anak saat bermain bersama, terlebih jika anak – anak yang bermain ada lebih dari 3 orang. Tak di sangka permainan tradisional ini mempunyai latar belakang unik yang kita tidak ketahui serta manfaat dan keuntungan bermain petak umpet saat kita masih anak – anak.
Senapan Bambu
bedil buluh/Senapan Bambu adalah alat permainan anak-anak berbentuk senapan yang terbuat dari bambu. Di Indonesia, permainan ini populer ,Permainan ini biasanya di mainkan oleh anak laki-laki, dan peluru pada umumnya adalah Kertas yang di basahi.
Pada awalnya permainan Senapan Bambu di mainkan secara perorangan, kemudian berkembang menjadi permainan perang-perangan antara kelompok. Pemain yang terkena peluru di anggap mati. Kelompok dengan anggota terbanyak yang masih hidup akan keluar sebagai pemenang
Permainan Engklek
Engklek atau permainan jingkat-jingkat merupakan permainan anak-anak tradisional. Permainan engklek biasanya di mainkan dengan dua sampai Lima orang peserta.
Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki ke setiap petak-petak yang telah di gambar sebelumnya pada tanah.
Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal pecahan genting, dalam permainan, Pecahan Genting ini di tempatkan satu petak yang tergambar pada tanah dengan cara melempar, petak yang ada Pecahan Genting tidak boleh terinjak oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan “sawah” mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini.
Ini sebagaian permainan yang telah lama tidak di mainkan sebagai permainan masih ada yang di mainkan ada pula sebagian yang di gunakan pertandingan di acara HUT RI, alangkah indah nya kebersamaan yang terjalin jika permainan tradisional di bangkitkan kembali untuk mengalahkan permainan gedjet.
Pertanyaannya apakah bisa masa indah ini terulang kembali?????
Diambil dari berbagai sumber. Oleh TB