“Friends With Benefit” Bisa jadi penyebab penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda?  

oleh
“Friends With Benefit” Bisa jadi penyebab penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda?  
“Friends With Benefit” Bisa jadi penyebab penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda?  “Friends With Benefit” Bisa jadi penyebab penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda?  

“Friends With Benefit” Bisa jadi penyebab penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda?  

(Oleh: Sonia Katerina – Mahasiswi Magister Psikologi Universitas Padjadjaran)

 

Friends with benefit merupakan istilah yang banyak ditemukan di kalangan anak muda yang sering disebut FWB.

 

FWB merupakan hubungan dua orang secara fisik yang intim satu sama lain namun mereka tidak memiliki komitmen satu sama lain dalam status hubungan keduanya. Biasanya tren FWB ini di lakukan oleh dua orang yang tidak memiliki komitmen dalam hubungan yang jelas namun sangat lekat dengan perilaku seksual.

 

Anak muda diisi oleh kalangan remaja sampai pada dewasa awal. Secara psikologis, pada fase ini individu memiliki rasa penasaran yang tinggi, selain itu menurut Santrock (2001) alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks diantaranya: dipaksa, merasa sudah siap, butuh dicintai, dan takut diejek teman karena masih gadis atau masih perjaka. Lalu perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas juga mengaktifan hormon yang dapat menimbulkan perilaku seksual. Adanya dorongan biologis juga berpengaruh mengapa anak muda mengikuti FWB dengan pemenuhan hasrat seksual tanpa komitmen yang berarti. Lingkungan sosial atau pertemanan juga berpengaruh dengan FWB untuk mengikuti trend ini. Jika lingkungan pertemannya menganggap FWB adalah hal yang wajar maka anak muda yang lain pun tak akan ragu untuk mengikuti tren ini.

 

Dampak dari tren FWB ini bisa menyebabkan perilaku seks bebas di Indonesia yang pelakunya anak-anak muda. Perilaku seks bebas bisa meningkatkan resiko terinfeksi penyakit menular seksual hingga penularan HIV.

 

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh dan melemahkannya. HIV tertular melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, serta ASI. Pertumbuhan kasus HIV meningkat sekitar 85% pada kelompok muda berusia 20-49 tahun, dan 8% merupakan pengguna narkoba yang memakai alat suntik.

 

Lalu bagaimana perilaku seks pada tren FWB ini bisa jadi faktor penularan virus HIV? Berikut beberapa alasan mengapa FWB bisa jadi faktor penyebab penularan HIV di kalangan anak muda:

  1. Berganti-ganti pasangan seksual

Anak muda yang mengikuti trend FWB ini bisa dengan mudah berganti-ganti pasangan seksual. Tidak berlandaskan pada komitmen ini akan membuat semua pelaku FWB dapat dengan bebas melakukan hubungan seksual dengan siapapun. Hal ini bisa menyebabkan tingginya resiko penularan HIV. Seseorang tidak mengetahui terkait kondisi kesehatan reproduksi pasangan seksualnya saat sedang melakukan hubungan intim.

 

  1. Seks bebas tanpa alat kontrasepsi

Seks vaginal dapat beresiko menularkan HIV. Berhubungan seksual menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV melalui hubungan seks.

 

  1. Tidak memeriksakan diri ke layanan kesehatan

Merasa sehat dan baik-baik saja merupakan salah satu alasan mengapa seseorang tidak memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Padahal merasa sehat, bersih, tampan atau cantik itu belum tentu terbebas dari penyakit, sehat atau tidaknya seseorang hanya bisa di buktikan melalui pemeriksaan dokter. Kita perlu untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan khususnya tes HIV jika kita berhubungan badan tanpa kondom, berganti-ganti pasangan seksual, ataupun pernah terkena penyakit kelamin.

 

Hubungan seks bisa bermanfaat meningkatkan ikatan emosional dengan pasangan, khususnya jika terjalin dalam status pernikahan. Sejatinya, hubungan seks bisa berfungsi sebagai wadah dalam mengekspresikan cinta  antara suami dan istri. Melansir dari laman Very Well Mind, melakukan hubungan seks secara teratur di dalam hubungan pernikahan dapat meningkatkan tingkat komitmen dan membantu terhubung secara emosional di antara keduanya.

 

Namun bagaimana jika hubungan seks dapat dengan mudah dilakukan dengan siapapun?

Dampak seks bebas tidak hanya berdamak pada kesehatan fisik, tetapi terdapat juga  efek pada kesehatan mental antara lain: perasaan bersalah, gangguan kecemasan, dan depresi. Melakukan seks bebas juga dapat meningkatkan risiko hamil di luar nikah yang dapat mengganggu kesehatan mental karena adanya tekanan sosial dan ketidaksiapan dalam membina hubungan rumah tangga.

 

Sebagai anak muda, wajib bagi kita untuk bisa menjaga diri baik perempuan maupun laki-laki. Penting juga untuk memahami edukasi seksual secara benar dan melakukan kegiatan seksual hanya kepada pasangan kita yang sah secara agama, begitupun pemahaman dampak dan konsekuensi saat melakukan perilaku seksual sebelum menikah. Lalu memilih lingkungan pertemanan yang baik juga akan membawa pengaruh yang baik bagi diri kita.***

 

Jurnalis: Endang Suherli

Editor: Pipih Fendy

 

 

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.