Kota Magelang, Bewaramedia – Maraknya berita tentang pelajar dari SMK Ma’arif yang menjadi pelaku klitih di Kota Magelang, mendapat tanggapan serius dari Ketua Yayasan Ma’arif, Sarwono. Di Magelang kini tengah dihebohkan dengan sebuah vidio yang beredar tentang aksi klitih yang pelakunya, diduga adalah pelajar dari sebuah SMK di Kota Magelang.
Diketahui, Pada Senin 6 Maret, sekitar pukul 04.00 WIB, pelaku atas nama DM (16) dan BA (16) dengan mengendarai sepeda motor, membawa sebilah Celurit mengejar seorang pengendara sepeda motor yang membawa krombong (semacam tas besar yang diletakkan di bagian belakang sepeda motor).
Diduga kuat, pelaku akan melukai ibu-ibu pembawa kerombong tersebut. Mengetahui aksinya diketahui oleh pengendara mobil yang ada dibelakangnya, pelaku justru menyerang dengan berusaha memukul-mukulkan Celurit yang dibawanya ke bagian depan mobil tersebut. Pelaku berhasil diamankan oleh pihak berwajib pada Senin sore dan kini keduanya dalam penanganan PPA Polresta Magelang.
Dari hasil introgasi sementara oleh petugas, pelaku mengaku bersekolah di SMK Ma’arif Kota Magelang.
Sementara itu, ketua yayasan Ma’arif Kota Magelang ketika dikonfirmasi perihal peristiwa ini pada, Selasa (7/3/2023) mengatakan bahwa pelaku bukan lagi siswa SMK Ma’arif. “Dulu juga pernah ada anak kena razia ternyata bukan siswa Ma’arif padahal waktu ditangkap ngakunya siswa dari SMK Ma’arif,” terang Sarwono.
Lebih lanjut Sarwono mengatakan bahwa pihaknya merasa dirugikan atas beredarnya informasi tersebut. “Selama ini SMK Ma’arif kondisinya sangat kondusif, nyaman, agamis, tidak pernah ada siswa-siswinya yang melanggar peraturan sekolah. Kami berharap, seseorang tidak mudah memviralkan sesuatu yang jelek yang merugikan. Baik merugikan perorangan, lembaga atau instansi. Yang berulah 1 atau 2 orang namun semuanya kena dampaknya, padahal didalam SMK Ma’arif ada ratusan siswa-siswi yang baik namun karena pemberitaan sepihak, mereka semua Ikut tercoreng. Sama halnya dengan peristiwa ini, pelaku bukan lagi siswa SMK Ma”arif, namun karena setelah dikeluarkan dari Ma’arif kemungkinan mereka tidak melanjutkan sekolah, jadi orang taunya ya mereka itu siswa Ma’arif,” tegas Sarwono. (hm)
Jurnalis: Hermanto
Publisher: VRM