SMK Erlangga Kota Agung Tahan Buku Rekening Siswa Penerima PIP

oleh
SMK Erlangga Kota Agung Tahan Buku Rekening Siswa Penerima PIP

Tanggamus, BewaraNews – Pihak SMK Erlangga Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, menahan buku rekening siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Tindakan ini menimbulkan pertanyaan dari siswa penerima PIP yang sudah lulus dan hanya menerima dana PIP sekali sebesar Rp. 500 ribu.

Siswa penerima PIP tersebut berulang kali meminta buku rekening PIP, namun kepala sekolah setempat tidak memberikannya.

Kepala Sekolah Erlangga Kota Agung, Lidia, mengklaim bahwa buku rekening PIP masih ada di sekolah dan tidak dipegang oleh guru. Meskipun anaknya sudah beberapa kali menanyakan perihal tersebut, Sumpeno, orang tua siswa penerima PIP, mempertanyakan alasan kepala sekolah yang berubah-ubah, mulai dari alasan untuk arsip sekolah hingga tercecer di gudang arsip.

“Kalau memang pihak Sekolah harus punya arsip, apakah harus yang asli? Jika hanya untuk arsip, dapat berupa fotokopi atau salinan buku rekening,”kata Sumpeno. Rabu, 10/3/2023.

Sumpeno juga menyadari bahwa pihak sekolah seharusnya memegang dokumen tersebut baik untuk siswa yang sudah lulus maupun yang belum lulus, namun dalam bentuk salinan buku rekening.

Menurut Kepala SMK Erlangga Kota Agung, Lidia, Buku Rekening PIP adalah dokumen sekolah sehingga guru tidak memegangnya. Lidia menambahkan bahwa sekolah mengembalikan setiap pencairan dana PIP ke sekolah, termasuk pencairan untuk kelas 10 yang memiliki banyak siswa.. Sementara siswa kelas 11 dan 12 akan menerima pencairan PIP lagi.

“Dimana – mana yang namanya pencairan dana PIP, semua kembali ke Sekolah, ada banyak. Sebab, kelas 10 banyak sisanya, sementara siswa 11 dan kelas 12, aka mendapat kucuran PIP lagi.” Jelasnya.

Lidia juga menjelaskan mengapa buku rekening PIP masih berada di sekolah, yakni untuk memfasilitasi pemberian ATM kepada hampir semua siswa. Lidia juga mengakui bahwa terkait dengan keluhan siswa atau orang tua, hal ini mungkin tentang ketidaksesuaian kesabaran. Pihak sekolah mengakui bahwa ada kesalahan dan kelalaian dalam penanganan buku rekening tersebut.

Pihak sekolah baru mengingat kembali tentang masalah ini setelah pertanyaan dari siswa kelas 12. Lidia menyadari bahwa manusia tidak terlepas dari kelupaan. Namun, hingga saat ini, belum ditemukan keberadaan buku rekening yang dimaksud.” imbuhnya. (tim/***)

 

Jurnalis: Ihsan Fitra

Publisher/ Editor: VRM

No More Posts Available.

No more pages to load.