Bandung, Bewaramedia – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ilham Habibie, mengunjungi para korban gempa di Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Kunjungan ini dilakukan Ilham sebagai bentuk solidaritas dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana alam tersebut.
Rombongan Ilham tiba di Balai Desa Cihawuk pada Kamis (19/8/2024) sekitar pukul 14.20 WIB. Setibanya di lokasi, Ilham menyerahkan bantuan yang diterima secara simbolis oleh perwakilan pos setempat.
Selain mengunjungi posko pengungsian, ia juga berkeliling melihat rumah warga dan tempat ibadah yang terdampak gempa.
Saat bertemu dengan Ibu Yati, salah satu warga yang rumahnya ambruk di Dusun Cihawuk, Ilham menyampaikan keprihatinannya dan memberikan motivasi agar tetap sabar dan kuat. “Bagaimana kondisi ibu sekarang? Apa ada yang terluka?” tanya Ilham penuh empati.
Sementara itu kepada awak media, Ilham menyampaikan bahwa gempa bumi sulit diprediksi karena wilayah Indonesia memiliki banyak sesar gempa, baik yang besar maupun kecil. Oleh karenanya ia mengimbau masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk selalu siap siaga dalam menghadapi potensi bencana.
“Kita perlu mengadopsi teknologi terbaru yang bisa memprediksi gempa lebih dini dan menggunakan teknologi konstruksi tahan gempa,” kata Ilham.
Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan memahami prosedur keselamatan saat gempa terjadi, seperti segera keluar dari bangunan atau berlindung di bawah meja untuk menghindari tertimpa material yang jatuh.
Di akhir kunjungannya, Ilham memotivasi kepada para korban gempa.
“Tetap sabar dan terus berdoa. InsyaAllah setiap kesulitan pasti berlalu. Semoga musibah seperti ini tidak terjadi lagi di daerah ini,” pungkasnya.
Tinggal di Tenda Dekat Kandang Domba
Di tengah bencana gempa yang melanda, Asep, salah satu warga Desa Cihawuk, harus menerima kenyataan pahit. Rumahnya ambruk akibat gempa, dan kini ia bersama keluarga terpaksa tinggal di tenda darurat yang terletak di dekat kandang domba.
Saat gempa terjadi, Asep sedang mencangkul di kebun milik orangtuanya yang tidak jauh dari rumahnya. Ketika merasakan getaran gempa, ia segera bergegas pulang. Sesampainya di rumah, Asep syok dan lemas melihat bangunan rumahnya sudah ambruk.
“Saya kaget, tapi bersyukur anak dan istri saya selamat,” ungkap Asep. Meski demikian, istrinya mengalami luka di kaki karena terkena paku saat berusaha keluar dari rumah.
Saat ini, Asep dan keluarganya tinggal di tenda darurat yang terbuat dari terpal, bantuan dari tetangga. “Sementara ini kami tinggal di tenda dekat kandang domba,” ujar Asep, sambil menunjuk ke arah tenda tempat mereka berteduh.
Selain bantuan darurat berupa makanan dan pakaian, Asep berharap pemerintah bisa membantu membangun kembali rumah yang layak untuk keluarganya. ***