Santri Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 Temanggung, Gelar Shalat Ghaib

oleh -19 Dilihat
KH Agus Ahmad Yani, saat memimpin doa setelah melaksanakan sholat Ghoib.

Temanggung, Bewaramedia – Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Musthofa Tebuireng 16 Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, menggelar Shalat Ghaib dan tahlil bersama pada Minggu (5/10/2025) menjelang shalat Ashar.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan mendalam atas musibah ambruknya mushola di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan sejumlah santri meninggal dunia dan mengalami luka-luka.

Suasana haru dan khidmad menyelimuti pelaksanaan doa bersama itu. Para santri tampak larut dalam lantunan tahlil dan doa. Acara itu juga merupakan bentuk kuatnya ikatan persaudaraan dan kepedulian antar pondok pesantren di seluruh Indonesia.

Shalat Ghaib dipimpin langsung oleh pengasuh Ponpes Al Musthofa Tebuireng 16, KH Agus Ahmad Yani. Dalam doanya, Kiai Agus memohon agar para santri yang meninggal dunia dapat memperoleh husnul khotimah dan dianggap syahid karena wafat saat menuntut ilmu dan beribadah.

“Musibah ini adalah duka kita bersama, duka seluruh keluarga besar pesantren. Melalui Shalat Ghaib dan tahlil ini, kita mendoakan saudara-saudara kita di Sidoarjo,” ujar KH Agus Ahmad Yani.

Ia juga menyampaikan doa khusus bagi korban selamat, tim evakuasi, dan keluarga yang ditinggalkan.

 “Kami berharap, semoga santri yang mengalami luka-luka segera diberikan kesembuhan total. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap tabah dan sabar menerima takdir Allah SWT. Kami juga mendoakan tim SAR dan relawan agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam proses evakuasi,” terangnya.

Sebagai seorang sarjana teknik sipil, KH Agus Ahmad Yani turut menyoroti pentingnya aspek teknis dalam pembangunan fasilitas pesantren.

“Kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Sebagai sarjana teknik, saya harus mengingatkan, konstruksi bangunan harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi dan standarisasi teknik sipil yang berlaku,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa perencanaan yang matang, pemilihan material yang berkualitas, dan pengawasan pembangunan yang ketat adalah kunci untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi santri saat menempati gedung.

“Fungsi bangunan, terutama yang dipakai ratusan santri, harus aman. Perhitungan struktur tidak boleh diabaikan. Keselamatan adalah prioritas utama,” pungkasnya.

Kegiatan doa bersama ini menjadi simbol nyata bahwa persaudaraan sesama santri tidak terbatasi oleh jarak, sekaligus memantik kesadaran kolektif mengenai pentingnya standar keselamatan bangunan di lingkungan pondok pesantren. ***

No More Posts Available.

No more pages to load.