Cimahi, BewaraMedia – Ketua DPRD Kota Cimahi, Wahyu Widyatmoko, menggelar acara reses masa persidangan II dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Dihadiri lebih dari 300 konstituen, acara ini berlangsung di Valore Hotel The Edge pada Minggu, 31 Agustus 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu memaparkan beberapa poin penting terkait perjuangan dewan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Wahyu Widyatmoko secara khusus menyoroti masalah pendidikan, terutama terkait Sekolah Rakyat. Ia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan program ini agar siswa dari keluarga tidak mampu bisa mendapatkan pendidikan gratis, khususnya di tingkat SMP swasta.
“Insya Allah, kita akan perjuangkan agar para siswa tidak mampu, terutama di SMP swasta, bisa digratiskan,” ungkap Wahyu.
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah pusat telah menginstruksikan agar pendirian Sekolah Rakyat digalakkan. Menurut Wahyu, direncanakan akan dibangun Sekolah Rakyat terintegrasi (SMP dan SMA) di dua lokasi, yaitu di Leuwigajah (dekat gedung Abiyoso dan Borma) serta di dekat Dinsos Jawa Barat.
Selain pendidikan, Wahyu juga menanggapi usulan masyarakat terkait program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Ia menegaskan akan terus mengawal usulan ini kepada Pemerintah Kota Cimahi.
“Program Rutilahu tetap ada. Sudah kami bahas dalam KUAPPAS 2026 untuk tahun 2027,” jelasnya.
Wahyu juga menekankan pentingnya verifikasi faktual di lapangan agar bantuan Rutilahu tepat sasaran. Ia memberikan contoh, jika ada warga yang mengajukan bantuan padahal kondisi rumah dan ekonominya sudah baik, maka pemerintah tidak akan merealisasikannya. Menurutnya, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) adalah dinas terkait yang akan memastikan apakah pengajuan tersebut layak atau tidak.
Di akhir sesi, Wahyu menjelaskan bahwa jika ada pengajuan program dari warga yang belum terealisasi pada tahun sebelumnya, mereka bisa mengajukannya kembali di tahun berikutnya. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang berlaku hanya memungkinkan pengajuan satu tahun sekali.
Jurnalis: Tim Bewara